STRATEGI
DAN STANDAR EVALUASI PROGRAM
Evaluasi program pendidikan yang efektif merupakan cara yangs istematis
untuk meningkatkan program pendidikan
dan tindakan
pelayanan pendidikan
dengan cara melibatkan prosedur yang berguna,
layak, etis, dan
akurat. Kerangka direkomendasikan dikembangkan untuk
memandu para profesionaldalam menggunakan evaluasi program. Kerangka ini dirancang
untuk merangkum dan mengatur elemen-elemen penting dari evaluasi program.
Kerangka kerja ini terdiri dari langkah-langkah dalam praktek evaluasi
dan standar untuk evaluasi yang efektif(Non profit Developed Instuted:
p.7 ). Kerangka
kerja ini terdiri dari enam langkah yang harus diambil dalam evaluasi apapun. Ke
enam langkah-langkahnya adalah sebagai berikut
(Non profit Developed Instuted).
Langkah1: Engage Stakeholders (Melibatkan Stakeholder)
Stakeholder
harus terlibat dalam penyelidikan untuk memastikan mengenai sudut pandang dari program yang dievaluasi sesuai dengan
pemahaman mereka. Ketika stakeholder
tidak terlibat, evaluasi
tidak mungkin membahas
unsur penting dari tujuan program, operasi, dan hasil. Oleh karena itu, hasil evaluasi dapat diabaikan,
dikritik, atau bahkan ditolak karena evaluasi
tidak mengatasi masalah para Stakeholder. Berikut adalah tiga kelompok
utama dalam mengidentifikasi stakeholder:
1.
Mereka yang
terlibat dalam operasi program
Orang
atau organisasi yang terlibat dalam
operasi program yang memiliki
kepentingan mengenai bagaimana kegiatan evaluasi dilakukan karena
program tersebut dapat dijadikan
sebagai hasil dari apa yang
dipelajari (misalnya, sponsor, kolaborator,
mitra koalisi, pejabat
pendanaan, administrator, manajer, dan staf)
2.
Mereka yang dilayani
atau dipengaruhi oleh program (misalnya, klien, anggota
keluarga, organisasi lingkungan,
institusi akademik, pejabat terpilih,
kelompok advokasi, asosiasi profesi, skeptis, lawan, dan staf dari
organisasi terkait atau bersaing)
3.
Pengguna utama
dari evaluasi
Pengguna utama dari evaluasi adalah orang-orang tertentu yang berada dalam posisi untuk melakukan atau
memutuskan sesuatu mengenai program. Dalam prakteknya, pengguna utama akan menjadi bagian dari semua pemangku kepentingan yang diidentifikasi
Langkah 2: Describe The Program (Deskripsi Program)
Deskripsi
program menjelaskan mengenai misi dan
tujuan dari program yang sedang dievaluasi. Deskripsi harus cukup
rinci untuk memastikan pemahaman
tentang tujuan program dan
strategi. Deskripsi program menetapkan
kerangka acuan bagi semua keputusan selanjutnya dalam evaluasi. Aspek-aspek yang
ada dalam deskripsi program
adalah sebagai berikut:
1. Kebutuhan
à Ciri penting
untuk menggambarkan kebutuhan program termasuk adalah
besarnya masalah, populasi yang terpengaruh,
apakah kebutuhan berubah,
dan dengan cara apa kebutuhan berubah.
2. Efek
yang diharapkan à
Deskripsi dari harapan yang menggambarkan bagaimana suatu program dianggap
berhasil (efek program).
3. Kegiatan
à
Menggambarkan kegiatan program, langkah-langkah spesifik, strategi, atau tindakan yang harus tersusun secara sistematis
4. Sumber
daya à Sumber daya termasuk dalam waktu, informasi, sarana
prasarana, teknologi, biaya, dan aset lain yang tersedia untuk melakukan kegiatan-kegiatan program.
5. Tahap
Pengembangan à
Tahap
penegembangan meliputi perencanaan,
pelaksanaan, dan efek program.
6. Konteks
à
Deskripsi konteks program harus mencakup lata
belakang dan pengaruh lingkungan
(misalnya, sejarah, geografi, politik, kondisi sosial dan ekonomi, dan upaya organisasi
terkait atau bersaing) di mana program beroperasi.
7. Logic Model
à Sebuah model
logika yang menggambarkan tentang bagaimana program ini seharusnya bekerja, Sering, model ini ditampilkan dalam sebuah diagram alur, peta, atau tabel untuk menggambarkan urutan langkah-langkah yang mengarah ke
hasil program
Langkah 3: Focus The Evaluation Design (Fokus Desain Evaluasi)
Evaluasi
harus difokuskan untuk
menilai isu-isu yang menjadi
perhatian terbesar bagi para
pemangku kepentingan saat menggunakan waktu dan sumber daya seefisien mungkin. Fokus
evaluasi meliputi tujuan, pengguna, penggunaan, pertanyaan,
metode, dan perjanjian.
1. Tujuan à
Mengutarakan tujuan evaluasi sebelum waktunya akan mencegah pengambilan
keputusan tentang bagaimana evaluasi harus dilakukan. Evaluasi
memiliki empat tujuan umum yaitu
a. Mendapatkan
informasi tentang
b. Untuk
mengubah praktik, yang sesuai dalam tahap implementasi program yang dibentuk
ketika berusaha untuk
menggambarkan apa yang telah dilakukan dan sejauh mana informasi tersebut dapat digunakan, untuk lebih menggambarkan
proses program, untuk meningkatkan
bagaimana program beroperasi, dan untuk menyempurnakan strategi program secara keseluruhan.
c. Menguji
hubungan antara kegiatan program dan konsekuensi yang diamati
d. Melibatkan
menggunakan proses penyelidikan evaluasi untuk mempengaruhi orang-orang yang
berpartisipasi dalam penyelidikan
2. Pengguna
à
Pengguna adalah orang-orang
tertentu yang akan menerima temuan-temuan
evaluasi
3. Penggunaan
à
Penggunaan adalah cara tertentu di mana informasi yang dihasilkan
dari evaluasi akan diterapkan.
4. Pertanyaan
à Pertanyaan
menetapkan batas-batas untuk evaluasi
dengan menyatakan apa aspek program
akan dibahas.
5. Metode
à
Metode untuk evaluasi diambil dari pilihan penelitian ilmiah, terutama yang
dikembangkan dalam ilmu-ilmu sosial, perilaku, dan kesehatan. Sebuah
klasifikasi jenis desain mencakup desain eksperimental, kuasi-eksperimental,
dan observasional.
6. Perjanjian
à
Perjanjian meringkas prosedur dan memperjelas peran dan tanggung jawab di
antara mereka yang akan melaksanakan rencana evaluasi. Perjanjian menjelaskan
bagaimana rencana evaluasi akan dilaksanakan dengan menggunakan sumber daya
yang tersedia (misalnya, uang, tenaga, waktu, dan informasi)
Langkah 4: Gather Credible Evidence (Mengumpulkan Bukti yang Kredibel)
Evaluasi harus berusaha
untuk mengumpulkan informasi yang akan menyampaikan gambaran yang menyeluruh
dari program sehingga informasi dipandang sebagai sesuatu yang kredibel oleh
pengguna utama evaluasi. Ketika para pemangku kepentingan yang terlibat dalam
mendefinisikan dan mengumpulkan data yang mereka temukan kredibel, mereka akan
lebih cenderung untuk menerima kesimpulan evaluasi dan untuk bertindak atas
rekomendasinya. Aspek pengumpulan bukti yang biasanya mempengaruhi persepsi
kredibilitas termasuk indikator, sumber, kualitas, kuantitas, dan logistik.
1.
Indikator à Indikator
mendefinisikan atribut program yang berkaitan dengan fokus evaluasi dan
pertanyaan.
2.
Sumber
à Sumber disini merupakan bukti dalam evaluasi, yaitu
orang-orang, dokumen, atau pengamatan yang menyediakan informasi untuk
penyelidikan. Memilih berbagai sumber memberikan kesempatan untuk memasukkan
perspektif yang berbeda mengenai program dan dengan demikian meningkatkan
kredibilitas evaluasi.
3.
Kualitas
à Kualitas mengacu pada kesesuaian dan mutu informasi yang
digunakan dalam evaluasi. Data berkualitas tinggi yaitu data yang dapat
diandalkan, valid, dan informatif.
4.
Kuantitas
àKuantitas mengacu pada jumlah bukti yang dikumpulkan dalam
suatu evaluasi. Jumlah informasi yang dibutuhkan harus diperkirakan terlebih
dahulu, atau di mana proses berkembang yang digunakan, kriteria harus
ditetapkan untuk memutuskan kapan harus berhenti mengumpulkan data.
5.
Logistik.
Logistik mencakup metode, waktu, dan infrastruktur fisik untuk mengumpulkan
bukti-bukti dan penanganan. Setiap teknik yang dipilih untuk mengumpulkan bukti
harus disesuaikan dengan sumber, rencana analisis, dan strategi untuk menkomunikasikan
temuan hasil evaluasi.
Langkah 5: Justify Conclusions (Perkuatlah
Kesimpulan)
Kesimpulan evaluasi dianggap benar jika terkait dengan bukti yang dikumpulkan dan dinilai
sesuai dengan kesepakatan nilai-nilai atau standar yang telah ditetapkan oleh
stakeholders. Membenarkan kesimpulan berdasarkan bukti meliputi standar,
analisis dan sintesis, interpretasi, penilaian, dan rekomendasi.
1. Standar
à
Standar mencerminkan nilai-nilai yang dipegang oleh stakeholder, dan
nilai-nilai memberikan dasar untuk membentuk penilaian tentang kinerja program.
2. Analisis
dan Sintesis à
Analisis dan sintesis temuan evaluasi ini mungkin mendeteksi pola dalam bukti,
baik dengan mengisolasi temuan penting (analisis) atau dengan menggabungkan
sumber informasi untuk mencapai pemahaman yang lebih besar (sintesis).
3. Interpretasi
àInterpretasi
adalah upaya mencari tahu apa temuan yang berarti dan merupakan bagian dari
upaya menyeluruh untuk memahami bukti yang dikumpulkan dalam suatu evaluasi.
4. Penilaian
à Penilaian adalah pernyataan mengenai
prestasi, nilai, atau makna dari program. Penilaian dibentuk dengan
membandingkan temuan dan interpretasi mengenai program dengan standar yang ditetapakan
sebelumnya.
5. Rekomendasi
à
Rekomendasi adalah tindakan untuk dipertimbangkan akibat evaluasi.
Langkah 6: Ensure Use and Share Lesson Learned (Pastikan Penggunaan dan Pelajaran yang diperoleh)
Pelajaran
dalam proses evaluasi tidak secara otomatis diterjemahkan ke dalam
tindakan pengambilan keputusan dan sesuai informasi. Persiapan
penggunaan melibatkan pemikiran
strategis dan tetap waspada, yang
keduanya dimulai pada tahap awal
keterlibatan stakeholder dan terus berlanjut selama proses evaluasi.
Lima elemen sangat penting untuk memastikan penggunaan evaluasi,
termasuk desain, persiapan, feedback (umpan balik),
follow up (tindak
lanjut)
1. Desain
à
Desain mengacu pada bagaimana pertanyaan-pertanyaan evaluasi, metode,
dan proses keseluruhan dibangun. Proses pembuatan desain yang jelas akan
menyoroti cara-cara stakeholders, melalui kontribusi mereka, dapat meningkatkan relevansi,
kredibilitas, dan utilitas keseluruhan evaluasi.
2. Persiapan
à
Persiapan mengacu pada langkah-langkah yang diambil untuk melatih penggunaan akhir
hasil temuan evaluasi.
3. Feedback
à Umpan balik
adalah komunikasi yang terjadi di antara semua pihak untuk evaluasi. Memberi dan menerima
umpan balik menciptakan suasana saling percaya antara para pemangku
kepentingan.
4. Follow-Up
à
Tindak lanjut mengacu pada dukungan teknis dan emosional
yang pengguna butuhkan selama
evaluasi dan setelah mereka menerima temuan evaluasi
STANDAR
EVALUASI (STANDARD
EVALUATION)
Standar evaluasi diperlukan untuk
menghidari kemungkinan adanya salah satu stakeholder atau evaluator yang tidak
sinkron terhadap apa yang sudah dirumuskan sebelumnyya (subjektifitas dalam
hasil evaluasi program). Dalam evaluasi,
standar evaluasi merupakan aspek penting dari setiap praktek evaluasi. Dengan
adanya standar, dapat membantu memastikan bahwakomunikasi antara evaluator dan
klien dapat berjalan secara efektif, dapat mencapai suatu pemahaman yang sama, jelas,
saling mengenal kriteria yang harus dipenuhi dalam evaluasi. Tanpa adanya
standar, kredibilitas prosedur evaluasi, hasil, atau pelaporan yang tersisa
akan diragukan (tidak valid).
Ada beberapa fungsi spesifik dari standar evaluasi program,
yaitu:
1.
Memberikan prinsip-prinsip umum tentang bagaimana
mengatasi berbagai masalah dalam proses evaluasi
2. Membantu
memastikan bahwa evaluator akan menggunakan praktik terbaikpadabidangevaluasi yang tersedia.
3. Memberikan
arah untuk melakukan evaluasi perencanaan yang efisien dan termasuk pertanyaan
evaluasi yang bersangkutan.
4. Menyediakan
konten utama untuk pelatihan dan pembimbingan evaluator dan peserta lain dalam
proses evaluasi.
5. Kehadiran
evaluator dan konstituen mereka dengan bahasa yang sama untuk memfasilitasi
komunikasi dan kolaborasi
6. Membantu arsip
evaluator dan memelihara kredibilitas di antara profesi lain
7. Mendapatkan
dan mempertahankan kredibilitas terhadap badan pengawasan publik dan klien
8. Mendapatkan
dan memelihara kepercayaan publik di bidang evaluasi
9. Melindungi
konsumen dan masyarakat dari praktek-praktek berbahaya atau merusak
10. Menyediakan
kriteria objektif untuk menilai dan memperkuat layanan evaluasi
11. Memberikan
dasar untuk akuntabilitas oleh evaluator
12. Memberikan
dasar untuk mengadili klaim malpraktek dan sengketa lainnya
13. Menyediakan
kerangka kerja konseptual dan definisi kerja untuk membantu panduan penelitian
dan pengembangan evaluasi.
Dalam
melaksanakan kegiatan Evaluasi Program seorang evaluator harus mengikuti kaidah
dan prosedur tertentu agar evaluasi dapat berjalan baik sesuai standar evaluasi
program. Standar evaluasi yang paling komprehensip dan rinci dikembangkan oleh
Comittee on Standard for Educational Evaluation, Joint Comittee (1981) dalam
Tayibanapis (8: 2000) menyebutkan bahwa 4 kategori standar evaluasi yaitu standart utility (kegunaan), feasibility (kelayakan), propriety (kesahihan) dan accuracy (ketepatan).
1. Utility standard (Standar Utilitas/ Kegunaan (Utility
standard)
Standar
Utilitas ini untuk memastikan bahwa evaluasi akan menyajikan informasi yang
sesuai dengan keperluan pemakai Standar utilitas (disingkat U) terdiri dari 7
komponen (U1-U7), sbb:
a. Stakeholder Identification
(Identifikasi Stakeholder)
Pihak yang terlibat oleh evaluasi
ini perlu diidentifikasi agar kebutuhan mereka dapat tercakupi, sehingga
evaluator mengetahui apa sesungguhnya yang dibutuhkan oleh stakeholders dari
evalusi tersebut.
b. Evaluator Credibility (Kredibilitas Evaluator)
Seseorang yang melaksanakan evaluasi
harus terpercaya dan kompeten sehinga hasil evaluasi mencapai kredibilatas dan
penerimaan yang tinggi, ini sangat penting untuk diperhatikan, karena apabila
standar kredebilitas evaluator sudah terpenuhi dengan baik, maka hasil dari
sebuah evaluasi tersebut bisa digeneralisasi, dalam arti jika kondisi suatu
program yang ingin dievaluasi sama, maka ketika standar yang telah ditetapkan
terpenuhi semuanya, evaluator tersebut bisa menjadi tenar, dan tentunya banyak
stakeholder yang ingin menggunakan jasanya dalam mengevaluasi program yang
dibuat oleh Stakeholder.
c. Information Scope and Selection (Seleksi & Ruang Lingkup
Informasi)
Informasi yang didapat harus luas dan juga terseleksi untuk menjawab pertanyaan –pertanyaan yang berkaitan dengan program dan responsif terhadap kebutuhan klien dan stakeholder
Informasi yang didapat harus luas dan juga terseleksi untuk menjawab pertanyaan –pertanyaan yang berkaitan dengan program dan responsif terhadap kebutuhan klien dan stakeholder
d. Values Identification (Identifikasi Nilai-Nilai)
Sudut
pandang, prosedur dan alasan rasional yang digunakan untuk menginterpretasi
temuan harus digambarkan secara hati-hati sehingga dasar untuk mempertimbangkan
nilai-nilai menjadi jelas.
e. Report Clarity (Kejelasan Pelaporan)
Laporan
evaluasi harus jelas menggambarkan konteks, tujuan, prosedur dan temuan dari
evaluasi sehingga informasi yang penting dapat dipaparkan dan mudah dimengerti.
f. Report Timeliness and Dissemination (Penyebaran dan Ketepatan Waktu
Pelaporan)
Seorang evaluator harus benar-benar
menepati waktu dalam menyelesaikan pengevaluasian yang telah dilaksanakan,
karena ini menunjukan keprofesisionalan atau tidaknya seorang evaluator.
g. Evaluation Impact
(Dampak Evaluasi)
Evaluasi
seharusnya direncanakan, dilaksanakan dan dilaporkan dengan cara yang membuat
para stakeholder bisa menindaklanjuti dan menggunakan hasil evaluasi tersebut
2.
Feasbility Standards (Standar kelayakan)
Standar kelayakan dimaksudkan untuk
memastikan bahwa evaluasi akan menjadi realistis, bijaksana, diplomatik, dan
hemat. Standar kelayakanmeliputi:
- Practical Procedures (Prosedur Praktis).
Prosedur evaluasi harus praktis, hal
ini dimaksudkan untuk meminimalkan adanya gangguan dalam memperoleh informasi
yang diperlukan.
- Political Viability (Viabilitas Politik).
Evaluasi harus direncanakan dan
dilakukan dengan mengantisipasi posisi yang berbeda dari berbagai kepentingan
kelompok, agar dapat terjalin kerjasama yang baik sehingga dapat meminimalisir
kesenjangan antar kelompok dan penyalahgunakan hasil evaluasi.
- Cost Effectiveness (Efektivitas Biaya).
Evaluasi
harus memberikan informasi yang mutunya cukup mewakili sumber-sumber yang ada.
3. Propriety
Standard (Standar
Kepatutan)
Suatu evaluasi harus memenuhi
kondisi kepatutan. Harus didasarkan pada kejelasan, perjanjian tertulis
mendefinisikan kewajiban evaluator dan klien untuk mendukung dalam pelaksanaan evaluasi. Standar
Kepatutan diinginkan untuk meyakinkan agar evaluasi terlaksana secara secara
legal, etis dan dengan mempertimbangkan ketentraman pihak-pihak yang terlibat
dan terpengaruh kegiatan evaluasi. Berikut hal-hal yang harus diperhatikan dalam standar kepatutan:
a.
Service
Orientasi (Orientasi Pelayanan)
Evaluasi
seharusnya didesain untuk membantu organisasi dalam melayani kebutuhan anggota secara
luas.
b.
Formal
Agreement (Perjanjian Formal)
Kewajiban
masing-masing pihak terhadap evaluasi harus disetujui secara tertulis.
c.
Right
of Human Subject (Hak Asasi Subjek)
Evaluasi
wajib didesain dan dilaksanakan dengan menghargai dan menjaga hak-hak asasi dan
ketentraman orang-orang yang terlibat.
d.
Human
Interaction (Interaksi yang manusiawi)
e.
Complete
and Fair Assesment (Penilaian yang lengkap dan jujur)
Evaluator
harus adil dalam menyelidiki dan mencatat kelebihan dan kekurangan dari program
f. Disclosure of Finding (Pengungkapan
Temuan)
g. Conflict of Interest
(Konflik Kepentingan)
Konflik
kepentingan harus ditangani secara terbuka dan jujur sehingga tidak berkompromi
dengan proses dan hasil evaluasi
h.
Fiscal
Responsibility (Tanggung jawab fiskal)
4.
Accuracy Standards (Standar Akurasi)
Standar akurasi dimaksudkan untuk memastikan bahwa evaluasi
akan mengungkapkan dan menyampaikan informasi teknis yang memadai tentang objek
yang dievalusi serta kegunaan atau manfaatnya. Standar akurasi meliputi:
- Object Identification (Identifikasi Objek)
Objek evaluasi harus dipelajari
dengan sungguh-sungguh, sehinnga setiap komponen dalam program dapat
diidentifikasi dengan jelas.
- Context Analysis (Analisis Konteks).
Konteks pelaksanaan program harus
diperiksa secara rinci, sehingga dapat mengidentifikasi hal-hal yang mungkin
mempengaruhi program.
- Describe Purpose and Procedure (Menjelaskan Tujuan dan Prosedur)
Tujuan dan prosedur evaluasi harus
dimonitor dan dijelaskan secara rinci, sehingga dapat diidentifikasi dan
dinilai.
- Defensible Information Source (Mempertahankan Sumber Informasi)
Sumber informasi yang digunakan
dalam evaluasi program harus dijelaskan secara detail, sehingga kecukupan
informasi dapat dinilai.
- Valid Measurement (Validitas Pengukuran).
Instrument dan prosedur pengumpulan
informasi harus dipilih, dikembangkan dan diimplementasikan agar validitasnya
terjamin.
- Reliabel Measurement (reliabilitas Pengukuran).
Instrument dan prosedur pengumpulan
informasi harus dipilih, dikembangkan dan diimplementasikan agar
peliabilitasnya terjamin.
- Systematic and Control (Sistematik dan kontrol)
Informasi yang dikumpulkan
kemudian diproses, dilaporkan, direview
dan diperbaiki agar hasil evaluasi dapat diterima.
- Analysis of Quantitative (Analisis Kuantitatif)
Informasi kuantitatif dalam suatu
evaluasi harus dianalisis secara tepat dan sistematis.
- Analysis of Qualitative (Analisis Kualitatif)
Informasi kualitatif dalam suatu
evaluasi harus dianalisis secara tepat dan sistematis.
- Justified Conclutions (Pembenaran Kesimpulan)
Kesimpulan
yang dicapai dalam evaluasi harus secara eksplisit dibenarkan, sehingga
stakeholder dapat memberikan penilaian untuk mengambil keputusan.
- Objective Reporting (Objektivitas Pelaporan)
Prosedur
pelaporan harus waspada terhadap gangguan yang disebabkan oleh subjektivitas
dan bias dari setiap hal yang menyangkut evaluasi, sehingga laporan evaluasi
mencerminkan temuan evaluasi.
- Metaevaluation (Meta evaluasi).
Evaluasi itu sendiri harus secara
formatif dan sumatif dievaluasi terhadap
standar terkait lainnya, sehingga pelaksanaanya dengan tepat dipandu dan
pada saat penyelesaian stakeholder dapat memeriksa kekuatan dan kelemahan
program.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto,
Suharsimi dan Cepi Safruddin AJ. (2008). Evaluasi Program
Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara.
Jodi
L. Fitzpartrick, James R. Sanders, Blaine R. Worthen. 2011. Program Evalution
Alternative Approaches and Practical Guidelines, United States: Pearson.
Nonprofit
Developement Institute, Inc. Program Evaluation A Primer for Nonprofit
Organization. www.phsc-inc.com/resources/EvaluationPrimer[1].pdf. diakses pada 19 Maret 2013
Tayibnafis,
Farida Yusuf, (2000), Evaluasi Program, Jakarta: Rineka Cipta.
http://catatannana.blogspot.com/2010/11/standar-evaluasi-program.html diakses
pada 19 Maret 2013
http://hepimakassar.wordpress.com/2012/04/29/standar-evaluasi-program/ diakses
pada 19 Maret 2013